Seorang ibu mengalami depresi berat sampai harus masuk rumahsakit. Bahkan sebelumnya i a hampir mengakhiri hidupnya. Apa gerangan yang terjadi? Suaminya selingkuh dengan teman sekantornya. Tidak ada dalam benaknya, seorang suami yang taat beribadah, perhatian, bahkan pengurus DKM berselingkuh dengan wanita yang jauh dari agama. Ia benar-benar terguncang. Harmonisasi keluarga yang selama ini mereka bangun hancur begitu saja karena hadirnya orang ketiga. Walau menyengsarakan, namun tren selingkuh di masyarakat mengalami "peningkatan" signifikan. Ustzh. Mimin Aminah, konsultan pernikahan dari Cahaya Islam Bandung, mengungkapkan bahwa dalam dua bulan terakhir ia menerima 43 orang yang berkonsultasi. Masalah yang dikonsultasikan bervariasi, 3 orang konsultasi masalah non pernikahan. Sisanya berkaitan dengan masalah pernikahan. Dari 40 orang, hanya dua orang saja yang bukan selingkuh. Jadi, 38 orang atau hampir 90 persen pasien yang datang mengeluhkan soal perselingkuhan. Satu angka yang amat mengkhawatirkan. Sehingga masuk akal bila seorang ahli menyatakan bahwa dua dari tiga laki-laki selingkuh. Ia pun menemukan dua hal "unik". Pertama, pelaku selingkuh ternyata bukan hanya laki-laki, tapi juga wanita. Ini menarik. Biasanya wanita memiliki komitmen, kesetiaan dan rasa iba lebih kuat, serta memiliki pertimbangan emosi yang lebih kuat. Kedua, pelaku selingkuh bukan hanya orang-orang yang tidak mengerti agama. Orang yang mengerti agama pun bisa berselingkuh. Apa Itu Selingkuh? Selingkuh adalah tindakan yang disembunyikan, serta tidak diungkapkan sebagaimana mestinya, sehingga menimbulkan perasaan tidak baik terhadap orang yang tidak mendapatkan hak dari apa yang disembunyikannya itu. Dalam perkembangannya, selingkuh dikonotasikan dengan hubungan selain hubungan resmi. Misalnya, hubungan suami dengan selain istrinya atau seorang istri dengan selain suaminya. Hubungan tersebut dibangun seperti hubungan suami dan istri. Selingkuh, sejatinya adalah tahap awal pengembangan dusta dalam rumahtangga. Sehingga melahirkan rasa saling tidak percaya, saling curiga dan pengkhianatan akan janji setia. Akibat selingkuh, tidak ada lagi kehangatan dan canda tawa dalam keluarga. Karena akibat yang ditimbulkannya sangat berbahaya, maka Islam memandang selingkuh sebagai zina. Allah SWT sangat membenci zina. Jangankan melakukannya, mendekatinya saja tidak boleh (QS Al-Israa' [17]: 32). Islam pun tidak mentoleransi perbuatan zina sedikit pun. Hal ini terlihat dari beratnya sanksi yang diberikan kepada pelakunya (QS An-Nuur [24]: 2). Mengapa Terjadi Selingkuh?
Selingkuh terjadi karena adanya dorongan kuat untuk melakukan penyimpangan. Kadang berupa keinginan bertemu seseorang yang dulu pernah dicintai dan sekarang sudah berkeluarga. Kadang melihat "kelebihan" orang lain dibanding milik sendiri, dsb. Andai dirunut, setidaknya ada empat penyebab utama terjadinya selingkuh. Pertama, kurang harmonisnya hubungan suami dan istri. Kondisi ini disebabkan kurang intensnya berkomunikasi yang terjalin. Bisa pula masing-masing kurang mendapat porsi mengekspresikan emosinya. Sebenarnya kalau pun ada faktor-faktor lain yang bermasalah, seperti faktor ekonomi, apabila komunikasinya bagus, keluarga akan tetap harmonis. Kedua, adanya ketidakpuasan suami atau istri yang tak terungkap. Harapan, tuntutan, keinginan yang tidak terkomunikasikan bisa membuat seseorang mencari pemenuhan dari orang lain. Patut dicatat, selingkuh itu tidak selalu dengan orang yang fisik dan hartanya lebih baik dari pasangan sahnya. Ada kasus seorang majikan selingkuh dengan sopir atau pembantunya. Alasannya, mereka merasa lebih dihargai oleh selingkuhannya. Ketiga, kurangnya perhatian dari pasangan. Apa yang diharapkan pasangannya tidak direspons dengan baik. Keempat, dilanggarnya etika pergaulan dengan lawan jenis. Sebab, sepanjang pandangan dan perkataan tidak dijaga, sepanjang pergaulan tanpa hijab, sepanjang itulah peluang selingkuh terbuka lebar. Arti Penting Komitmen Kesuksesan rumahtangga dibangun dengan landasan kecintaan dan kesetiaan. Namun kenyataannya banyak orang yang diam-diam mengkhianati cinta pasangannya dengan selingkuh. Rumahtangga yang telah dibangun selama bertahun-tahun, akhirnya kandas karena pasangan berselingkuh. Bagaimana mengeliminasinya? ï‚· Bangun Komitmen Spiritual Sebuah perbuatan akan terjadi kalau ada peluang dan kemampuan. Keduanya hanya bisa dihalangi oleh kuatnya komitmen agama. Komitmen inilah yang membuat Nabi Yusuf mampu menghindari perselingkuhan dengan Zulaikha. Nabi Yusuf benar-benar mendapatkan kesempatan langka, namun ia tidak tergoda (QS Yusuf [12]: 23). Komitmen spiritual akan membuat seseorang tunduk pada kebenaran dan mampu berakhlak mulia. Pandangan, ucapan serta pergaulannya akan senantiasa dijaga. ï‚· Bangun Komitmen Berkeluarga
Pernikahan akan terasa dinamis, andai suami istri memiliki komitmen untuk memenuhi hak dan kewajibannya sebaik mungkin. Suami berkomitmen untuk menjadi kepala rumahtangga terbaik. Begitu pun istri, berkomitmen menjadi ratu di rumahtangga. Ketika fungsi-fungsi ini tidak berjalan, maka akan lahir ketimpangan dan penyelewengan. ï‚· Bangun Komunikasi yang Sehat
Suami istri perlu membiasakan suasana komunikasi yang enak dan musyawarah. Suasana dialogis perlu dikembangkan untuk menjaga keharmonisan, melahirkan keterbukaan, mampu mendeteksi adanya perubahan sikap, serta mengetahui keadaan pasangan. ï‚· Selesaikan Masalah Sejak Dini
Jangan sepelekan masalah yang timbul, termasuk masalah yang kita anggap kecil. Sebab, perselingkuhan sering berawal dari masalah-masalah sepele. Maka, berhati-hatilah ketika pasangan marah-marah melihat salah satu kebiasaan kita. Atau ia mengatakan bosan. Segera cari solusi terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak. ï‚· Jadilah Pasangan Tepercaya dan Dibutuhkan
Setiap pasangan harus mampu memberikan service memuaskan bagi pasangannya. Sehingga ia tidak mencari kepuasan di luar rumah. Suami atau istri harus menjadi penenteram bagi pasangannya ketika didera masalah. Ia hadir, membantu dan menenteramkan, bukan malah menambah masalah. ï‚· Bersikap Bijak dan Tepat
Sikapi dengan bijak dan tepat bila mengetahui adanya gejala-gejala peselingkuhan. Caranya: [1] Kembalikan semua masalah kepada aturan Allah dan Rasul-Nya, [2] Tiap pasangan melakukan koreksi diri dan saling mengingatkan untuk menemukan dan menilai kesalahan yang telah terjadi.
No comments:
Post a Comment