Dalam Islam terdapat 2 macam kekufuran :
1. Kufur kepada Allah, yaitu tertutupnya hati untuk membenarkan segala hal yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Kufur kepada nikmat Allah, yaitu tertutupnya hati untuk mensyukuri nikmat dari Allah SWT.
Yang menjadi bahasan di sini adalah kufur kepada Allah yang merupakan penyakit hati yang sangat kronis. Penyakit ini menyebabkan hati manusia menjadi gelap, terkunci rapat dari hidayah Allah SWT, sebagaimana firmanNya :
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. 2: 6-7)
Virus kekufuran akan membentuk pribadi-pribadi yang jahat, meskipun secara lahiriyah tampak baik. Seorang penguasa seperti Fir 'aun menjadi diktator karena kekufuran. Dia tidak segan-segan membantai kaum oposisi yang menentangnya.
Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir 'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. (QS. 2:49)
Seorang konglomerat seperti Karun, menjadi kikir dan menindas kaum lemah dengan konsep liberal kapitalisnya. Seorang ilmuwan dan teknokrat arsitek istana kerajaan Fir 'aun, Hamam, yang mempertuhankan akalnya menjadi binasa bersama hasil kreasinya. Seorang ulama jahat karena menjadi pendukung utama pemerintah Jabbarin, Bal 'am bin Ba 'ura, mati dalam kenistaan. Mereka adalah figur-fidur kejahatan yang telah binasa bersama kekufurannya. Itulah akibat duniawi dari kekufuran. Adapun di akhirat, mereka akan mendapat azab sangat pedih dan kekal, dan seluruh kebaikan yang mereka lakukan di dunia sama sekali tidak akan dapat menolong mereka karena sudah musnah oleh kekufurannya.
Allah berfirman:
Mereka (orang-orang kafir) itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. 9:69).
Berikut ini antara lain penyebab kekufuran:
1. Kesombongan yang melewati batas, seperti kufurnya Fir 'aun yang berani mengaku Tuhan.
2. Kecintaan terhadap materi duniawi - harta kekayaan, jabatan, atau popularitas - seperti kufurnya Bal 'am bin Baura.
3. Gengsi atau takut mendapat cemohan orang.
4. Kebodohan yang nyata, seperti kufurnya orang kafir pada zaman jahiliyah, atau mereka yang mengaku beriman, namun karena kebodohannya kemudian menjadi murtad.
Seorang mukmin dapat menjadi kufur akibat :
1. Memilih iman tanpa didasarkan pada ilmu. Dia mengikutinya hanya karena bentukan lingkungan orang tuanya (taklid). Sebagian besar ulama ushuludin bersepakat bahwa imannya orang taklid seperti ini tidak syah, karena cenderung tidak pernah masuk dalam hatinya, walaupun secara syar'i dia dapat disebut Muslim karena ikrar syahadat yang diucapkannya.
2. Perangai yang buruk : suka menganggap sepele, bahkan menghina hal-hal yang seharusnya dimuliakan agama. Sebagai contoh, berprasangka buruk kepada Allah, mengubah atau mempermainkan bacaan Al Quran, mengingkari sunnah RasuluLLah SAW.
Orang-orang yang mempermainkan tanda-tanda syarak yang seharusnya dimuliakannya, secara hukum dikhawatirkan menjadi murtad (kufur hukmi). Karena itu hendaklah dia segera berucap syahadat dengan niat memperbarui Islamnya dan berhenti dari perbuatan-perbuatan tersebut. Inilah makna peringatan RasuluLLah dalam salah satu hadistnya berikut :
Seseorang tidak akan kufur karena perbuatan maksiatnya. Kekufuran itu hanya akan terjadi akibat dia meninggalkan penghormatan.
Jika benih-benih kekufuran ini telah menempel dalam hati, hendaklah segera diobati, antara lain dengan cara:
1. Mewaspadai segala bahaya kekufuran.
2. Menguatkan keimanan dan keislaman dengan ilmu dan makrifat kepada Allah secara istiqomah, dibarengi dengan komitmen yang benar (tashdiq) atas benarnya segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
3. Membuktikan kebenaran komitmen terhadap Allah dan RasulNya dengan pengakuan (iddi'an) dan ikrar dengan kalimat syahadat sebagai awal integrasi dengan jamaah hamba Allah yang menyerah tanpa syarat (taslim) terhadap semua tatanan uluhiyah, rububiyah dan mulkiyah Allah.
4. Membuktikan keislaman dengan berbagai aktifitas dalam segala segi kehidupan yang saleh, ikhlas dan menghindari segala penyebab yang membawa kepada kekufuran.
5. Senantiasa bergabung dengan ulama dan fukaha. Mereka yang menjauhi ulama dan fuqoha terancam mati tanpa membawa serta iman Islam. RasuluLLah SAW bersabda :
Akan datang kepada umatku suatu zaman yang pada waktu itu mereka menjauhi para ulama dan fuqoha. Maka Allah akan menurunkan kepada mereka tiga bencana : (1). Allah akan mengangkat keberkatan hasil kasabnya, (2). Allah akan mengangkat penguasa zalim di tengah-tengah mereka, (3). mereka akan keluar dari dunia ini dengan tidak membawa iman.
6. Senantiasa bertawakal kepada Allah dengan memperbanyak doa, terutama doa-doa yang berkaitan dengan khusnul-khotimah, agar mati dalam keadaan baik akhirnya.
Oleh Ust. Uwes Al-Qorni
No comments:
Post a Comment