Laman

Monday, 18 October 2010

Tips Mencerdaskan Mental Anak

Orang tua mana yang tak ingin memiliki anak yang cerdas. Setiap orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya bisa tumbuh dengan baik, sehat, dan cerdas. Namun, seringkali kecerdasan hanya dihubungkan dengan prestasi akademis di sekolah saja. Padahal, kecerdasan yang sebenarnya tidak sesempit itu. Kecerdasan mecakup aspek yang lebih luas lagi, meliputi kecerdasan intelegensia/Intelligence Quotient (IQ), kecerdasan emosional/Emotional Quotient (EQ), kecerdasan spiritual/Spiritual Quotient(SQ), dan kecerdasan adversitas/Adversity Quotient (AQ).

Pada tulisan kali ini, kami akan sedikit memberikan tips yang berkaitan dengan kecerdasan adversitas (AQ) seorang anak, yaitu kecerdasan mental seorang anak. Anak-anak yang mentalnya kurang kuat misalnya anak-anak yang mudah menyerah, cengeng, motivasi dan daya juangnya untuk berprestasi kecil, dan labil (mudah tergoda), bisa dibilang kecerdasan mentalnya (AQ) kurang. Kemampuan dan kegigihan seseorang dalam menghadapi segal kesukaran salah satunya diukur dengan kecerdasan AQ ini. Kecerdasan AQ ini tentu juga sangat penting dalam menentukan keberhasilan seorang anak nantinya.

Lalu, hal-hal apa saja yang bisa dilakukan orang tua untuk mengantisipasi lemahnya kecerdasan mental anak? Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mencerdaskan mental anak Anda :

1. Bangun dan ajarkan kecerdasan adversitas (AQ) ini sedini mungkin, sejak masa kanak-kanak.
Dengan melakukannya sedini mungkin, akan lebih mudah membentuk kecerdasan dan mental juang seorang anak. Tentunya, juga harus disesuaikan dengan kondisi dan usia si anak.

2. Hindari tindakan-tindakan yang otoriter dan terlalu memaksa untuk alasan apapun.
Tindakan seperti ini tidak akan memberikan dampak yang positif, justru sebaliknya.

3. Bangun motivasi dan optimisme anak
Ajari anak untuk selalu berpandangan dan bersikap positif. Sikap positif ini tentu amat berpengaruh bagi anak setiap mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupnya nanti. Misalnya dalam melakukan sesuatu katakanlah “cobalah dulu nak, ini tak sesulit yang kamu bayangkan. Ayah/Ibu yakin kamu pasti bisa.”

Anak yang diajarkan motivasi dan optmisme, akan tumbuh menjadi pribadi yang produktif, memiliki semangat dan kemauan untuk belajar, serta tampil menjadi pribadi yang berani mengambil resiko.

4. Melatih anak dalam memilih dan menentukan
Ajari anak Anda untuk berani bersikap dan menentukan pilihan. Misalnya dalam memilih mainan, tuntun anak untuk bisa menentukan satu mainan saja yang memang dibutuhkannya. Ajari pula untuk memberikan penjelasan dan menganalisa setiap pilihannya, sehingga anak bisa bertanggung jawab atas pilihannya itu.

5. Latih anak untuk bisa menghadapi kesulitan
Dalam kehidupan ini, pasti akan ditemui berbagai macam kesulitan. Yang perlu ditekankan adalah bagaimana agar bisa tumbuh sikap mental yang gigih dan tak mudah menyerah saat menghadapai hambatan dan berbagai macam masalah.

Jangan ajarkan anak ketergantungan. Biarkan anak mencoba sendiri terlebih dahulu menyelesaikan kesulitannya.
Caranya dengan mengasah panca indera anak. Contoh: bila si anak ingin memiliki sesuatu, ajari anak berpikir bagaimana mendapatkannya dengan cara-cara yang baik tentunya. Hal ini secara tidak langsung akan mengasah indera anak untuk siap menghadapi kesulitan.

6. Latihan menganalisa kegagalannya
Saat seorang anak mengalami kegagalan, jangan mengecam atau mengejeknya dengan kata-kata yang pedas. Tapi, ajari anak agar bisa menganalisa mengapa ia bisa gagal (introspeksi). Biarkan anak mencari sendiri jawabannya. Dengan demikian si anak akan tahu apa masalah yang sebenarnya dan bagaimana jalan keluarnya.

7. Orang tua harus menjadi contoh (raw model)
Orang tua merupakan cermin bagi anak. Bila Anda tidak memilliki sikap yang lemah mentalnya, tidak mudah menyerah, selalu berpandangan positif, tentu anak akan meniru apa yang biasa dilihatnya sehari-hari, yaitu sikap-sikap positif Anda.

No comments:

Post a Comment