Iman itu bisa bertambah dan berkurang. Secara umum, seluruh amal sholih dan ketaatan akan menambah iman dan seluruh kemaksiatan akan mengurangi iman. Dan pada edisi kali ini akan kita jabarkan kiat-kiat untuk menambah keimanan kita kepada pada Allah SWT.
1. Mengenal Allah SWT dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya;
Manusia setiap kali bertambah pengetahuannya terhadap nama-nama dan sifat-sifat-Nya maka akan bertambahlah imannya.
Di antara sifat-sifat orang yang benar-benar beriman adalah ketika disebut nama Allah I maka gemetarlah hatinya. Sebagaimana firman-Nya:
))إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ((
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada robb-lah mereka bertawakkal”. [Al Anfaal:2]
Sehingga bagaimana mungkin seseorang itu menjadi gemetar hatinya dan takut apabila disebut nama Allah I kalau dia tidak mengenalNya. Semakin dia mengenal Allah I maka semakin besar pula rasa takutnya pada Nya. Dengan demikian Maha Benar Allah dengan firman-Nya:
))إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ((
Artinya: “Diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah ulama”. [Faathir:28]
Dan di antara sifat orang-orang yang beriman juga adalah mereka amat sangat mencintai Allah I sebagaimana firman-Nya:
))وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ((
Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya pada Allah”. [Al Baqoroh:165]
Pepatah mengatakan “tak kenal maka tak cinta”, jadi bagaimana mungkin seseorang beriman pada Allah SWT dan mencintai-Nya jika dia tidak mengenal siapakah Allah SWT.
Untuk itulah kita harus mempelajari, dan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang mulia. Yang terkandung di dalamnya kerububiyahan dan keuluhiaan-Nya.
Allah SWT berfirman:
))وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا((
Artinya: “Dan Allah mempunyai nama-nama yang bagus maka berdo’alah dengan nama-nama tersebut”. [Al A’roof:180]
Rasulullah r juga bersabda:
))لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ اِسْمًا، مِائَةٌ إِلَّا وَاحِدًا، لَا يَحْفَظُهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ.((
Artinya: “Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, tidaklah seorangpun yang menghafalnya kecuali dia akan masuk surga. Dia adalah ganjil dan mencintai yang ganjil”. [Muttafaqqun ‘alaihi dari Abu Huroiroh t ][1]
Yang dimaksud menghafalnya bukan hanya menghafal satu persatunya saja tanpa faham ma’na yang terkandung di dalamnya dan dapat mengaplikasikan dalam bentuk amal yang merupakan konsekwensi dari ma’na kandungan nama-nama Allah tersebut[2].
Misalnya Allah mempunyai nama Ar Rohmaan dan Ar Rohiim, terkandung di dalam kedua nama ini adalah sifat rohmah yaitu kasih sayang yang berkaitan dengan yang diberi kasih sayang tersebut, yang kasih sayang tersebut menyeluruh untuk segala makhluq hidup. Maka alam semesta dan seluruh kejadiannya adalah bentuk dan wujud dari kasih sayang Allah swt . Namun kasih sayang Allah itu ada yang mutlak dan ada yang tidak yaitu hanya sebagian kecil. Yang mutlak, Allah berikan untuk para Nabi, para Rosul, dan para wali-Nya dari kalangan orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Sedangkan orang-orang yang kafir dan tidak taat pada-Nya hanya mendapatkan sebagiannya saja yaitu di dunia mereka dapat bertahan hidup, akan tetapi di akhirat mereka akan di adzab oleh Allah swt.
Namun sebaliknya, orang-orang yang beriman pada-Nya dan beramal sholih yang didasari iman tersebut akan mendapatkan kasih sayang-Nya baik di dunia berupa kehidupan yang baik dan bahagia, dan sampai di akhirat mereka akan mendapatkan keni’matan yang abadi yaitu di surga.
Allah SWT berfirman:
))مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ((
Artinya: “Barang siapa yang beramal sholih baik laki-laki atau perempuan dan dia adalah mu’min maka sungguh-sungguh kami akan menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik, dan akan kami balas mereka dengan pahala mereka yang lebih baik dari apa yang mereka lakukan”. [An Nahl:97]
Jadi apabila kita memahami demikian maka setiap kali kita mendapatkan keni’matan maka kita selalu ingat akan kasih sayang Allah I , semakin besar rasa syukur kita pada Allah SWT , dan semakin menambah keimanan kita pada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
2. Memperhatikan ayat-ayat Allah SWT baik yang kauniyah (alam semesta) atau yang syar’iyah.
Allah SWT berfirman:
))أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ(17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ(18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ(19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ(20(((
Artinya: “Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan? Dan bumi, bagaimana dihamparkan?”. [Al Ghoosyiyah: 17-20]
Allah SWT juga berfirman:
))قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ((
Artinya: “Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah I) dan rosul-rosul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”. [Yunus:101]
Setiap kali manusia bertambah ilmunya tentang apa yang Allah SWT ciptakan di alam semesta berupa keajaiban-keajaiban makhluq dan hikmah-hikmah yang dalam, maka bertambahlah keimanannya pada Allah SWT.
Hal ini telah banyak menyadarkan para ahli pengetahuan alam untuk memeluk Islam, karena kesesuaian antara ayat-ayat Allah SWT yang syar’iyah dengan ayat-ayat Allah SWT yang kauniyah berupa alam semesta dan penciptaannya. Yang tidaklah mungkin hal itu dapat terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan dan mengaturnya.
Demikian juga memperhatikan ayat-ayat Allah SWT yang syar’iyah, yaitu hukum-hukum yang dibawa oleh para Rosul, anda akan dapatkan di dalamnya hal-hal yang menakjubkan akal berupa hikmah-hikmah yang dalam dan rahasia-rahasia yang agung, yang dengan demikian dapat di ketahui bahwa syari’at ini turun dari sisi Allah SWT , dan bahwa syari’at itu dibangun di atas keadilan dan kasih sayang, maka dengan demikian bertambahlah imannya.
Salah satu contoh adalah hukuman rajam bagi para pezina, sepintas sepertinya begitu mengerikan dari sisi kemanusiaan. Akan tetapi hal ini akan terasa manfa’atnya juga dari isi kemanusiaan juga. Karena dengan ditegakkannya hukuman ini akan terjaga kehormatan manusia, dan membedakan manusia dari binatang. Kita melihat maraknya perzinahan baik yang legal maupun yang tidak dikarenakan tidak adanya hukum yang dapat membuat pelaku dan yang akan melakukannya berfikir akan akibat dari perbuatannya itu.
Dengan maraknya perzinahan maka Allah SWT menimpakan penyakit-penyakit baik fisik maupun moral. Dari fisik, menyebar virus HIV yang begitu mengerikan. Begitu juga moral, menjadikannya rendah dan tidak bermartabat. Sudahkan kita berfikir dan mengambil pelajaran?
Allah SWT berfirman:
))وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا((
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rob mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta”. [Al-Furqon:73]
3. Banyak berbuat ketaatan dan membaguskannya, karena amal perbuatan masuk dalam keimanan, dan jika hal itu masuk di dalamnya, maka dengan banyaknya ketaatan akan menyebabkan bertambahnya keimanan.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
))مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ((
Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” [HR. Muslim][3]
Oleh sebab itu semakin besar amal sholih yang dilakukan maka semakin besar pula keimanan yang ada pada dirinya. Dan semakin kecil amal sholih yang dilakukan maka semakin kecil pula keimanan yang ada pada dirinya. Sesuai dengan hadits Rosul SAW di atas.
4. Meninggalkan kemaksiatan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah swt ; karena yang demikian itu akan menambah keimanan manusia.
Alloh SWT berfirman:
))إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ((
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh gemetar hatinya”. [Al Anfal:2]
As Sudiy mengatakan: Seorang laki-laki berkeinginan melakukan kedzoliman, (atau dia mengatakan) berkeinginan melakukan maksiat, lalu dikatakan padanya, ‘Bertakwalah pada Allah’. Kemudian orang itu merasa takut di dalam hatinya[4].
Rasa takut ini adalah tanda keimanan, semakin jauh dari kemaksiatan semakin besar pula keimanannya dan semakin takut untuk terjatuh dalam kemaksiatan. Dengan meniggalkan kemaksiatan ini berarti dia mendekat pada Allah SWT. Dan sebaliknya semakin seseorang tenggelam dalam maksiat semakin jauhlah dia dari Allah SWT .
Di dalam hadits Qudsi Allah SWT berfirman: “Barang siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat padanya satu hasta, barang siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat padanya satu depa. Jika dia menghampiri-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berjalan cepat”[5]. [HR. Muslim]
Wassalam
No comments:
Post a Comment