Shahabat yg mulia Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
“Apabila datang Ramadhan pintu-pintu surga dibuka pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.”
Hadits di atas dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dlm Shahih- kitab Ash-Shaum bab Hal Yuqalu Ramadhan au Syahru Ramadhan no. 1898 1899. Dikeluarkan pula dlm kitab Bad‘ul Khalqi bab Shifatu Iblis wa Junuduhu no. 3277. Adapun Al-Imam Muslim rahimahullahu dlm Shahih- membawakan dlm kitab Ash-Shaum dan diberikan judul bab oleh Al-Imam An-Nawawi Fadhlu Syahri Ramadhan no. 2492.
Pintu Kebaikan Terbuka Pintu Kejelekan Tertutup
Kedatangan Ramadhan akan disambut dgn penuh kegembiraan oleh insan beriman yg selalu merindukan kehadiran dan menghitung-hitung hari kedatangannya. Banyak keutamaan yg dijanjikan utk diraih dan didapatkan di bulan mulia ini di antara seperti tersebut dlm hadits yg menjadi pembahasan kita dlm rubrik ‘Hadits’ kali ini. Dan keutamaan yg tersebut dlm hadits di atas didapatkan sejak awal malam Ramadhan yg mubarak sebagaimana tersebut dlm sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin yg sangat jahat dibelenggu pintu-pintu neraka ditutup tdk ada satu pintupun yg terbuka sedangkan pintu-pintu surga dibuka tdk ada satu pintupun yg ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yg menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang2 yg menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang2 yg dibebaskan dari neraka yg demikian itu terjadi pada tiap malam.”
Pada bulan yg penuh barakah ini kejahatan di muka bumi lbh sedikit krn jin-jin yg jahat dibelenggu dan diikat sehingga mereka tdk bebas utk menyebarkan kerusakan di tengah manusia sebagaimana hal ini dapat mereka lakukan di luar bulan Ramadhan. Di hari-hari itu kaum muslimin tersibukkan dgn ibadah puasa yg dengan akan mematahkan syahwat. Juga mereka tersibukkan dgn membaca Al-Qur`an dan ibadah-ibadah lainnya.
Ibadah-ibadah ini akan melatih jiwa membersihkan dan mensucikannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Wahai orang2 yg beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang2 sebelum kalian mudah-mudahan kalian bertakwa.”
Karena amal shalih banyak dilakukan demikian pula ucapan-ucapan yg baik berlimpah ruah ditutuplah pintu-pintu jahannam dan dibuka pintu-pintu surga.
Makna ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm hadits di atas صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ adl setan itu dibelenggu. Dan yg dimaksudkan dgn setan di sini adl مَرَدَةُ الْجِنِّ sebagaimana tersebut dlm hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Kata مَرَدَةٌ adl bentuk jamak dari kata الْمَارِدُ yaitu الْعَاتِي الشَّدِيْدُ makna yg sangat angkuh durhaka bertindak sewenang-wenang lagi melampaui batas . Sehingga yg dibelenggu hanyalah setan dari kalangan jin yg sangat jahat adapun setan dari kalangan manusia tetap berkeliaran.
Kita perlu nyatakan hal ini kata Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi‘i rahimahullahu agar jangan sampai engkau mengatakan: “Kami mendapatkan beberapa perselisihan dan fitnah di bulan Ramadhan .” Kita jawab bahwa yg dibelenggu adl setan dari kalangan jin yg sangat jahat. Sedangkan setan-setan yg kecil dan setan-setan dari kalangan manusia tetap berkeliaran tdk dibelenggu. Demikian pula jiwa yg memerintahkan kepada kejelekan teman-teman duduk yg jelek dan tabiat yg memang senang dgn fitnah dan pertikaian. Semua ini tetap ada di tengah manusia tdk terbelenggu kecuali jin-jin yg sangat jahat.
Al-Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullahu berkata dlm Shahih- : “Bab penyebutan keterangan bahwa hanyalah yg diinginkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm sabda وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ hanyalah jin-jin yg jahat bukan semua setan. Karena nama setan terkadang diberikan kepada sebagian mereka .”
Di bulan yg mubarak ini ada malaikat yg menyeru kepada kebaikan dan menyeru utk mengurangi kejelekan sebagaimana dlm lafadz hadits:
وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Wahai orang yg menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang2 yg menginginkan kejelekan tahanlah.”
Hadits-hadits tentang Keutamaan Ramadhan
Selain hadits di atas banyak lagi hadits lain yg berbicara tentang keutamaan Ramadhan. Di antara akan kita sebutkan berikut ini:
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yg berpuasa pada bulan Ramadhan dlm keadaan iman dan mengharapkan pahala akan diampuni dosa-dosa yg telah lalu.”
2. Dari ‘Imran bin Murrah Al-Juhani radhiallahu ‘anhu ia berkata: Seseorang datang menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ شَهِدْتُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله، وَأَنَّكَ رَسُوْلَ اللهِ، وَصَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ، وَأَدَّيْتُ الزَّكاةَ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، فَمِمَّنْ أَنَا؟ قَالَ: مِنَ الصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ
“Wahai Rasulullah apa pendapat anda bila aku bersaksi bahwasa tdk ada sesembahan yg benar kecuali Allah saja dan aku bersaksi bahwa engkau adl Rasulullah aku mengerjakan shalat lima waktu menunaikan zakat dan puasa di bulan Ramadhan mk termasuk dlm golongan manakah aku?” Rasulullah menjawab: “Engkau termasuk golongan shiddiqin dan syuhada.”
3. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ، لِلَّهِ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang pada kalian Ramadhan bulan yg diberkahi. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan atas kalian utk puasa di bulan ini. Pada bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka serta dibelenggu setan-setan yg sangat jahat. Pada bulan ini Allah memiliki satu malam yg lbh baik dari seribu bulan. Siapa yg diharamkan utk mendapatkan kebaikan malam itu mk sungguh ia telah diharamkan.”
4. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الصَّلَوَاةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةَ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
“Shalat lima waktu Jum’at ke Jum’at berikut dan Ramadhan ke Ramadhan berikut adl penghapus dosa di antara kedua apabila dijauhi dosa-dosa besar.”
Cukuplah kira keutamaan bagi Ramadhan dgn Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih di antara bulan-bulan yg ada utk Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kitab-Nya yg mulia di bulan berkah tersebut di malam yg penuh kemuliaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan bulan yg di dlm diturunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yg haq dgn yg batil.”
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguh Kami telah menurunkan Al-Qur`an itu pada malam Qadar .”
Puasa Semesti membuahkan Takwa
Hikmah disyariatkan puasa dinyatakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Wahai orang2 yg beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang2 sebelum kalian mudah-mudahan kalian bertakwa.”
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullahu berkata: “Perkara takwa yg dikandung puasa di antaranya:
Orang yg puasa meninggalkan apa yg Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan kepada berupa makan minum jima’ dan semisal sementara jiwa itu condong kepada perkara yg harus ditinggalkan tersebut. Semua itu dilakukan dlm rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharapkan pahala-Nya. Ini termasuk takwa.
Orang yg puasa melatih jiwa utk merasakan pengawasan Allah Subhanahu wa Ta’ala mk ia meninggalkan apa yg diinginkan jiwa padahal ia mampu melakukan krn ia mengetahui pengawasan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadapnya.
Puasa itu menyempitkan jalan setan krn setan itu berjalan pada anak Adam seperti peredaran/aliran darah. Dan puasa akan melemahkan jalan sehingga mengecilkan perbuatan maksiat.
Orang yg puasa umum memperbanyak amalan ketaatan sementara amalan ketaatan termasuk perangai takwa.
Orang yg kaya jika merasakan tdk enak lapar mk mesti ia akan memberikan kelapangan/memberi derma kepada orang2 fakir yg tdk berpunya. Ini pun termasuk perangai takwa.
Dengan demikian sungguh tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa seharus momentum Ramadhan dijadikan langkah awal utk memperbaiki iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala utk kemudian iman dan takwa itu terus dipupuk dan dirawat di bulan-bulan selanjutnya. Dan jangan dibiarkan terpisah dari jiwa dan raga hingga datang jemputan dari utusan Ar-Rahman . Khusus kita –penduduk negeri ini– seharus berkaca diri berkaitan dgn segala petaka yg menimpa negeri kita demikian pula musibah yg datang terus menerus lagi susul menyusul. Tidaklah semua ini menimpa kita kecuali krn dosa-dosa kita dan jauh kita dari iman serta takwa kepada Al-Khaliq.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan krn perbuatan tangan/ulah manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yg benar.”
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيْرٍ
“Dan apa saja musibah yg menimpa kalian mk hal itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahan kalian.”
Musibah yg menimpa negeri ini berupa gempa tsunami meletus gunung berapi tanah longsor semburan lumpur panas dan sebagai bukanlah krn kesialan penguasa/pemerintah sebagaimana tuduhan orang2 dungu atau pura-pura dungu. Namun justru krn dosa-dosa yg ada di negeri ini. Terlepas apakah bencana ini krn rekayasa asing yg ingin menjatuhkan dan menghancurkan negeri ini sebagaimana analisa sebagian orang atau murni musibah tanpa rekayasa toh semua ditimpakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai teguran bagi kita agar kembali kepada-Nya. Bangkit dari lumpur hitam dosa dan maksiat utk kemudian bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya.
Yang sangat disesalkan di antara penduduk negeri ini banyak yg tdk sadar dari maksiat mereka dgn musibah yg menimpa. Mereka malah melakukan praktik-praktik kesyirikan membuat sesajen penolak bala yg dipersembahkan kepada roh-roh penguasa laut penguasa gunung penguasa darat dan sebagainya. Na’udzubillah min dzalik!!
Sehubungan dgn momentum Ramadhan sebagai bulan utk menambah iman dan takwa serta terkait dgn banyak musibah yg menimpa negeri ini bagus sekali utk kita nukilkan nasihat dari Samahatusy Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu berkenaan dgn musibah yg menimpa anak Adam khusus gempa bumi1. Mudah-mudahan nasehat ini bisa menjadi renungan bagi anak negeri ini.
Beliau rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Memiliki hikmah Maha Mengetahui terhadap apa yg Dia putuskan dan tetapkan sebagaimana Dia Maha Memiliki Hikmah lagi Maha Mengetahui dlm apa yg Dia syariatkan dan perintahkan. Dia menciptakan apa yg diinginkan-Nya berupa tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dia tetapkan hal itu utk menakut-nakuti hamba-Nya dan mengingatkan mereka tentang hak-Nya dan memperingatkan mereka dari kesyirikan penyelisihan terhadap perintah-Nya dan melakukan larangan-Nya.”
Selanjut beliau menyatakan: “Tidaklah diragukan bahwa gempa yg terjadi pada hari-hari ini di banyak tempat/negeri merupakan sejumlah tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yg dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Seluruh musibah gempa yg terjadi dan perkara lain yg membuat kemudharatan para hamba dan menyebabkan gangguan bagi mereka adl disebabkan kesyirikan dan maksiat.”
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
“Tidaklah satu kebaikan menimpamu melainkan itu dari Allah dan tidaklah satu kejelekan menimpamu melainkan krn ulah dirimu sendiri.”
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu berkata: “Yang wajib dilakukan oleh seluruh muslimin adl bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala istiqamah di atas agama dan berhati-hati dari seluruh perkara yg dilarang berupa syirik dan maksiat. Sehingga mereka memperoleh pengampunan kelapangan keselamatan di dunia dan di akhirat dari seluruh kejelekan dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menolak dari mereka seluruh musibah lalu menganugerahkan kepada mereka tiap kebaikan. Sebagaimana Ia berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُوْنَ
“Seandai penduduk negeri itu beriman dan bertakwa niscaya Kami bukakan bagi mereka berkah dari langit dan bumi akan tetapi mereka malah mendustakan mk Kami pun menyiksa mereka disebabkan apa yg dulu mereka upayakan.”
Kemudian Syaikh menukilkan ucapan Al-’Allamah Ibnul Qayyim rahimahullahu: “Di sebagian waktu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengizinkan bumi utk bernapas panjang. Ketika itu terjadilah gempa/goncangan yg besar sehingga menimbulkan ketakutan pada hamba-hamba-Nya lalu mereka kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mencabut diri dari maksiat tunduk patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyesali diri sebagaimana ucapan sebagian salaf ketika terjadi gempa bumi: ‘Sesungguh Rabb kalian menegur kalian.’ Ketika terjadi gempa di kota Madinah ‘Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu berkhutbah dan memberi nasehat kepada penduduk Madinah dan beliau berkata: ‘Kalau gempa ini terjadi lagi aku tdk akan tinggal bersama kalian di Madinah ini.’
Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu menasehatkan: “Ketika terjadi gempa bumi dan tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala lain gerhana angin kencang dan banjir yg wajib dilakukan adl bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tunduk menghinakan diri kepada-Nya dan memohon maaf/kelapangan-Nya serta memperbanyak mengingat-Nya dan istighfar pada-Nya. Sebagaimana ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi gerhana dlm hadits yg diriwayatkan oleh Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Apabila kalian melihat gerhana mk berlindunglah kalian dgn zikir/mengingat Allah berdoa kepada-Nya dan istighfar.”
Disenangi pula utk memberikan kasih sayang kepada fakir miskin dan bersedekah kepada mereka dgn dalil sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِي اْلأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“orang2 yg menyayangi akan dirahmati oleh Ar-Rahman. Sayangilah orang yg ada di bumi niscaya Yang di langit akan merahmati kalian.”2
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
“Siapa yg tdk menyayangi mk ia tdk akan disayangi/dirahmati.”3
Diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdil ‘Aziz rahimahullahu bahwa beliau mengirim surat kepada gubernur-gubernur ketika terjadi gempa agar mereka bersedekah.
Termasuk sebab kelapangan dan keselamatan dari semua kejelekan adl agar pemerintah bersegera mengambil tangan rakyat dan mengharuskan mereka utk berpegang dgn kebenaran dan menjalankan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala pada mereka serta amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكَاةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ
“Kaum mukminin dan mukminat sebagian mereka adl wali/kekasih bagi sebagian yg lain. Mereka memerintahkan kepada yg ma’ruf dan melarang dari yg mungkar mereka menegakkan shalat menunaikan zakat dan mentaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yg akan dirahmati Allah.”
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى معْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ. وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Siapa yg melepaskan seorang mukmin dari satu bencana/kesulitan dunia niscaya Allah akan melepaskan dari satu bencana di hari kiamat. Siapa yg memberi kemudahan bagi orang yg sedang kesulitan niscaya Allah akan memberikan kemudahan bagi di dunia dan di akhirat. Siapa yg menutup kejelekan/cacat seorang muslim Allah pun akan menutup cacat di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.”4
Demikian nasehat dari Asy-Syaikh Ibnu Baz –semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati beliau dgn rahmat-Nya yg luas dan melapangkan beliau di kubur amin–. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati penduduk negeri ini dan menghilangkan musibah dari mereka serta memberi taufik kepada mereka agar bertaubat dan kembali kepada agama-Nya yg benar. Semoga penduduk negeri ini mengambil pelajaran yg berharga di bulan mubarak ini bulan Ramadhan nan penuh keberkahan menambah iman dan takwa mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga mereka menjadi orang2 yg dibebaskan dari api neraka. Allahumma amin.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
penulis Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari
No comments:
Post a Comment